Rabu, 28 November 2012

Puisi Pendidikan oleh Dorothy Law Nolte, Ph. D


Pertama kali saya membaca puisi ini beberapa tahun lalu di sebuah blog pada saat saya masih duduk di bangku SMA, tetapi saya tidak mengetahui siapa penulis aslinya dan puisi yang diposting di blog tersebut tidaklah lengkap. Ketika duduk di bangku kuliah, saya baru mengetahui kalau ini adalah puisi terjemahan dari Dorothy Law Nolte dan saya mendapatkan versi lengkapnya.
Saat itu pada mata kuliah Metode Pembelajaran, dosen saya memberikan puisi ini di awal perkuliahan. Beliau meminta kami para mahasiswanya untuk merenungkan puisi tersebut. Menurut beliau, pencitraan diri seorang guru lebih penting daripada metode pembelajaran yang digunakan, metode pembelajaran apapun itu. Dan saya setuju dengan pendapat beliau. 

Misalnya ada seorang guru yang sejak awal sudah disukai oleh siswanya, dengan menggunakan metode pembelajaran jenis apapun itu maka siswanya akan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut, begitu pula sebaliknya. Apabila seorang guru sudah dirasa "tidak cocok" oleh siswanya, maka sebaik apapun metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut, akan sulit menolong siswa dalam menerima materi pelajaran yang dia berikan. Hal ini sudah saya rasakan selama saya menjadi siswa dan mahasiswa n_n.
So, sudahkah kita para pendidik tak hanya para pendidik tapi juga orang tua, dalam proses pembelajaran dan tak hanya dalam proses pembelajaran tapi juga dalam mendidik dan membesarkan anak sudah menghindari sikap-sikap negative yang bisa menghancurkan karakter anak-anak kita? Dan sudahkah kita memperlakukan anak-anak tersebut secara positif sehingga bisa membangun karakter positif dalam diri mereka?
 Anak Belajar Dari Kehidupannya

Jika anak hidup dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar melawan
Jika anak hidup dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak hidup dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak hidup dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah
 
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai diri mereka sendiri

Jika anak hidup dengan pengakuan, ia belajar memiliki tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan
Jika anak hidup dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan kebaikan dan pertimbangan, ia belajar menghargai
Jika anak hidup dengan keamanan, ia belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka
Jika anak hidup dengan keramahan, ia belajar bahwa dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup

Dan seperti apakah dulu anda dibesarkan? Dan bagaimanakah cara yang anda inginkan untuk membesarkan anak anda? Untuk para pendidik, bagaimanakah dulu anda didik di sekolah anda? Dan bagaimanakah anda ingin mendidik anak didik anda di sekolah anda?

Selamat berjuang menjadi great teacher and great parent ^^

Selasa, 27 November 2012

Yorashiku

Ohaiyo...
Blog ini entah blog keberapa yang saya buat... Sebelumnya saya sudah membuat blog yang usianya telah mencapai 5 tahun. Tapi entah kenapa blog itu tiba-tiba saja terhapus. Yang saya sayangkan adalah kumpulan artikel dan tulisan yang ada di dalamnya. Untuk saya, tulisan-tulisan dan artikel-artikel itu sangat berharga, karena memberi saya semangat tersendiri.

Mungkin karena itu, karena blog saya saya sebelumnya hanya bermanfaat untuk saya dan bukan orang lain maka blog itu dihapus oleh invisible hand. Hehehehehe...

Oleh karena itu, semoga blog ini tidak hanya bermanfaat untuk saya tapi juga untuk orang lain. Jadi,,, inilah... "Dari ku, untuk mu"